Cerita Maksiat Sedarah Air Susu Dibalas Dengan Air Mani Bagian 5

Cerita Maksiat Sedarah Air Susu Dibalas Dengan Air Mani Bagian 5 - Sore harinya setelah berjalan-jalan tanpa tujuan, aku kembali ke rumah. Dirumah hanya ketemui Ibu yang sedang menampi berash. Ku tanyakan pada ibu apakah Bang badar sudah pulang.

Kata ibu tadi bang Badar sudah pulang kerumah, tapi dia pergi lagi, katanya mau menginap dirumah kawan masa kecilnya dulu. Baguslah.


Cerita Maksiat Sedarah Air Susu DIbalas Dengan Air Mani Bagian 5


Aku memang sangat tidak ingin bertemu dengan bang Badar sekarang. Aku langsung masuk kerumah untuk mandi, semoga juga emosiku terhadap bang Badar bisa ikut reda setelah diguyur air dingin nanti.


Cerita Maksiat Sedarah Air Susu Dibalas Dengan Air Mani Bagian 5



Saat keluar dari kamar mandi, kulihat ibuku sedang mencuci baju. Tempat mencuci kami memang tepat berada didepan kamar mandi. Aku langsung terhenyak melihat ibu yang hanya mengenakan kain batik yang dililitkan menutupi dari dada sampai ke lututnya.

Apalagi kondisi ku yang juga hanya mengenakan handuk menutupi bawah perut sampai ke lutut. Birahiku langsung naik. Penis ku langsung menjadi tegak hingga berjendol sangat jelas dibalik handuk yang aku kenakan.


Posisi ibu memunggungiku. Aku lalu berjalan mendekatinya. Ketika tepat berada dibelakangnya, aku hanya berdiri. Memperhatikan pundak dan belahan payudara ibuku yang sedang berjongkok.

“Udah selesai mandi sun? Tanya ibu. Sepertinya dia menyadarai keberadaanku.
“Eh iya mak.. Mak lagi nyuci? Mau basun bantuin gak?

“Gak usah sun, kamu kan baru mandi, nanti kotor lagi. Ya udah kamu masuk sanah, tuh emak udah masakin ikan asin sama sayur asem buat makan siang.”

“Basun mau disini dulu mak, nemenin emak nyuci.


Aku lalu membungkukan badanku dan menyentuh pundak ibuk dengan kedua belah tanganku. Lalu aku melakukan gerakan memijat-mijat dengan lembut. Lebih tepat mengusap-ngusap mungkin.

“Emak lagi capek sun.” Ucap ibuku sambil menepis tanganku dibahunya.

“Ah emak.. Dari dulu alesannya capek melulu. Basun udah gak tahan nih. Masa basun coli sendirian melulu.” Rengek ku.

“Udah ah sun. Emak mau nyuci. Kamu makan sanah.” Jawab ibuku agak membentak.


Aku langsung kesal mendengar jawaban ibu yang ketus seperti itu. Langsung saja aku masuk kedalam rumah. Untuk berganti pakaian dan langsung tidur-tiduran di bale bambu diruang tengah karena aku yakin dikondisi seperti ini, ibu pasti tidak mengizinkanku untuk tidur bersamanya.

Tak terasa aku jadi tertidur pulas. Tengah malam aku terbangun karena ingin buang air kecil. Aku berjalan ke arah kamar mandi dibelakang rumah. Namun langkahku berhenti saat melewati kamar ibu karena mendengar suara berisik, seperti suara orang yang merintih-rintih.


Akupun segera mengambil posisi dibalik pintu dan berusaha mengintip kedalam. Kamar ini memang terlihat gelap, tapi beruntunglah ada cahaya yang masuk dari lampu diluar sehingga aku tetap bisa melihat keseluruhan kondisi kamar.

Disana kulihat ibu sedang terbaring diranjangnya. Tapi sepertinya ibu belum tertidur. Tubuhnya tertutupi dengan kain batik yang tadi dipakainya saat mencuci, tapi kain itu sudah dilebarkannya hingga menjadi seperti selimut.

Tubuh ibu telihat resah seperti sedang menahan sesuatu. Badannya bergerak ke kanan kiri dan kakinya bergerak naik turun tak karuan. Aku bisa melihat pundak dan wajah ibu mengkilat karena pantulan sinar lampu yang menyinari keringatnya.


Kemudian tangan kanan ibu seperti berusaha untuk menggapai sesuatu didalam plastik kresek hitam yang ada meja kecil disamping ranjang. Dan ternyata apa yang diambilnya? Mentimun! Mentimun yang hijau dan besar, ukurannya lebih besar dari penisku saat sedang ereksi.


Lalu dengan perlahan, ibu menarik keatas kain batiknya. Ternyata ibu tidak memakai celana dalam. Aku bisa melihat vagina ibu yang berkilau karena sudah sangat basah.

Perlahan mentimun yang ada digenggaman ibu diarahkan ke liang vaginanya sendiri. Wajah ibu mengernyit, seperti menahan antara rasa sakit dan kenikmatan. Ibu mulai menekannya lebih kuat hingga kini ujung mentimun tersubut sudah masuk kedalam vagina ibu.


Perlahan, lambat tapi pasti kini setengah mentimun tersebut sudah amblas masuk. Kemudian ibu melakukan gerakan memutar dan memaju mundurkan mentimun tersebut. Aku bisa mendengar suara helaan nafas ibuku yang menjadi sangat berat disertai dengan sedikit rintihan keenakan.

Ya Tuhan.. ternyata selama ini ibuku bermasturbasi dengan mentimun.. Kenapa aku baru menyadarinya..


Tanpa menyadari bahwa perbuatan memuaskan birahinya sedang dilihat oleh anaknya sendiri, ibuku terus “bermain-main” dengan mentimun tersebut. Gerakan ibuku sudah tidakm karuan hingga kain yang tadi menutupi badannya sudah jatuh ke lantai dan kini dirinya sudah telanjang tanpa tertutup apapun.


Sesekali ibu meremas-remas payudaranya sendiri, memelintir ujung puting susunya dengan jari, lalu menjilat dan menggigit puting susunya sendiri. Payudara ibu memang cukup besar hingga dia bisa menghisap putingnya sendiri seperti itu.

Dan mentimun itu, kini hanya tinggal ujungnya saja yang belum masuk ke vagina ibu. Kelakuan ibu sangat liar, aku tidak menyangka ibu bisa melakukan hal seperti ini.


Melihat pemandangan tersebut, nafsuku langsung naik ke ubun-ubun. Awalnya aku sudah menurunkan celana kolorku dan berniat onani sambil melihat ibuku, tapi aku terpikirkan sesuatu yang lebih menarik.

Perlahan aku merangkak mengendap-endap masuk kekamar ibu. Aku bersembunyi disamping ranjang. Sepertinya ibu sedang keenakan dan tidak menyadari keberadaanku.


Aku bisa semakin jelas mendengar racaun ibu yang sedang menahan nikmat. Aku mencoba mengintip dengan sedikit berlutut. Kulihat mata ibu terpejam sambil menggigit bibirnya sendiri.


Ini saat yang tepat. Aku langsung berdiri dan kemudian dengan cepat langsung melompat keatas ibuku yang sedang berbaring dan menindih sambil memeluknya dengan erat.

Bibirku langsung melumat bibir ibuku dan memain-mainkan lidahku didalam mulut ibu. Tanganku dengan ganas meremas payudara ibuku.

Ibuku yang tadi sedang memacu birahinya sendiri sepertinya baru menyadari kondisinya. Dia membuka matanya dan terbelalak ketika menatapku. Dia berusaha untuk melepaskan bibirku tapi aku semakin kuat melumat bibirnya.

Cerita Maksiat Sedarah Air Susu DIbalas Dengan Air Mani Bagian 5


Kedua tanganku berusaha menahan tangan ibu yang mencoba mendorong tubuhku. Ibu bergerak berontak ke kanan dan kekiri. Tapi tenaga dan tubuhku yang lebih besar bisa menahannya.

“Hummpff.. Hummpf..” Ibuku mencoba berteriak tapi tertahan oleh mulutku yang menutupi mulutnya.


Aku menggesek-gesakan penisku yang sudah tegak ke perut ibu. Setelah beberapa saat sepertinya ibu agak lelah, perlawanannya jadi sedikit melemah.

Langsung kepeluk erat tubuh ibuku, lalu tanganku menjamah daerah kemaluan ibuku lalu mengorek-ngorek lian vaginanya, berusaha mengeluarkan mentimun tadi yang masih bercokol disana. Kulepaskan pagutan bibirku lalu dengan perlahan aku berbisik,

“Kalau pengen jangan pakai beginian mak, kan ada punya basun.”
“Sun… Lepasin emak sun..”

“Emak lagi sange kan? Pengen begituan kan? Basun juga pengen banget mak..”
“Jangan sun.. Jangan… Ini emakmu…. Aaaaaaah…”


Aku memasukan jari-jariku lebih dalam kedalam liang vagina ibu. Kuubek-ubek sampai kini tanganku sudah basah dengan cairan lengket nan pekat yang keluar dari vagina ibu.

“Pluup…”


Akhirnya mentimun itu berhasil aku congkel keluar dari vagina ibu, Mentimun itu sudah basah kuyup dengan cairan ibu dan jatuh kelantai. Tubuh ibuku menggelinjang, sepertinya karena mentimun tadi keluar, dia sudah mencapai puncak nikmatnya.

“Nah mentimunnya udah ma.. Sekarang giliran basun ya”
“Sun.. Jangan sun! Jangan!” Teriak ibuku.


Aku langsung mencumbui bibir ibuku kembali agar dia berhenti berteriak dan kuarahkan batang zakarku ke liang peranakan ibu. Ibuku berusaha melawan dengan merapatkan kedua pahanya.


Dengan kasar, kutarik paha ibuku agar terbuka lalu langsung kusodokkan penisku kesana. Vagina ibuku yang sudah sangat basah dan licin membuat penisku meleset dan tidak berhasil masuk.

Akhirnya aku buka bibir vagina ibuku dengan tanganku dan coba kumasukan kembali penisku, dan…

“Bleesss…”


Seluruh batang penisku langsung ambles masuk ke vagina ibu. Mungkin ini karena vagina ibu sudah sangat basah dan licin, ditambah sudah longgar terbuka karena dimasukkan mentimun tadi. Tubuh ibuku kembali menggelinjang.

Sepertinya dia langsung mencapai orgasme karena batang zakarku yang tiba-tiba langsung masuk seluruhnya tadi.

“Gimana mak? Enak kan?”

“Sun…Argh.. Sun.. Jangan sun.. Jangan perkosa emak.. Arghh..” Jawab ibuku dengan nafasnya yang masih memburu.

“Basun bakal puasin emak.. Emak gak perlu pake mentimun lagi.”


Kemudian aku langsung menyedot puting payudara ibuku. Susu ibuku mengalir membasahi tenggorokanku yang kering. Ah sudah lama sekali aku tidak menyedot susu ibuku. Rasanya begitu gurih dan nikmat. Membuat birahuiku semakin naik.

“Mak.. Basun kangen banget netek sama emak.” Ucapku sambil langsung meneruskan menyedot payudara ibuku.

Ibuku tidak berkata apa-apa. Dia hanya menyeringai seperti sedang menahan kenikmatan. Kulihat matanya berkaca-kaca.

Dibawah, batang zakarku terus memompa vagina ibu. Ku maju mundurkan dengan cepat, sesekali rasanya kepala penisku terasa mentok dan menyentuh ujung rahim ibuku.

Kupacu terus penisku dengan cepat, nafsuku sudah diujung. Aku ingin segara mencapai puncak kenikmatan didalam vagina ibu yang hangat ini.


Suasanya kamar menjadi begitu panas. Tubuh kami berdua sudah basah dengan keringat. Kujilati keringat yang menetes dari dagu ibuku dan terus ke bagian dadanya. Lalu kujilati juga ketiak ibuku yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Tercium bau sedikit masam, tapi ini malah semakin membuatku bernafsu.


Perlahan kurasakan ibu seperti menggoyang-goyangkan pinggulnya, membuat penisku didalam vagina jadi semakin nikmat. Ditambah dengan gerakan dinding vagina ibuku yang mengempot-empot penisku. Mungkin ini yang disebut-sebut orang empot ayam.

Kupercepat ritme sodokan penisku. Kurasakan kantong zakarku berkedut-kedut. Kudorong penisku sedalam-dalamnya ke dalam liang peranakan ibuku dan…

“Crot.. Crot.. Crot.. Crot..”


Air maniku tumpah sangat banyak, maklum sudah beberapa hari nafsuku tertahan. Karena sodokan penisku yang sangat dalam tadi, aku yakin air maniku sampai ke rahim ibuku.

Aku masih memajukan penisku yang mulai agar loyo dengan perlahan agar air maniku tuntas keluar semua. Kurasakan air maniku yang baruan tadi membasahai penisku sendiri hingga terasa hangat.

“Aah.. Enak bener mak.. Basun puas banget.”
“Sun.. Kamu kenapa ngencrit didalam memek emak sun? Emak bisa hamil sama kamu.”

“Maap mak.. Basun udah gak tahan. Udah diujung.”


Aku berusaha menarik keluar penisku dari vagina ibu, lalu tiba-tiba saja ibu menahan pantatku.

“Suun.. masih bisa disodok-sodokin lagi sebentar gak burungmu? Emak dikit lagi sampe sun.”
“I..Iya mak.. Bisa..”


Kusodokan kembali penisku dan sekuat tenaga kugerakan maju mundur. Karena baru saja ejakulasi sangat banyak tadi, penisku jadi tidak bisa tegang sepenuhnya tapi masih bisa ereksi walau tidak terlalu keras.

Kusodok terus vagina ibuku sambil mulutku menyedot payudara ibu dan memainkan putingnya yang satu lagi dengan jariku. Ibuku lalu memeluk tubuhku dengan sangat erat. Badannya bergetar dan..


“cur..cur..” Penisku terasa seperti disiram cairan hangat didalam vagina ibuku. Ibu memaju mundurkan pinggulnya agar penisku bisa masuk lebih dalam.

“Aahhh.. emak udah sampe sun.. Enak sun..”


Perlahan ibu melepaskan pelukannya. Penisku yang sudah layu akhirnya dengan sendirinya mencelat keluar dari vagina ibu. Kulihat setelah penisku keluar, cairan spermaku juga ikut menetes keluar. Lumayan banyak hingga menetes dan berceceran diseprai kasur.

Ibuku lalu mengambi kainnya yang tercecer tadi dan mengelap vaginanya. Ibu kemudian langsung berdiri dan menutupi tubunya dari dada sampai paha dengan kain tersebut.

“Kamu udah puas kan sun?” Udah sekarang kamu tidur sana diluar.Jangan diulangin ya sun” Ucap ibuku dengan muka agak kesal.

“Kamu udah perkosa emak kamu sendiri. Emak bisa hamil, apa kata orang kalau tahu.” Lanjut ibuku sambil berlalu kearah kamar mandi.


Aku masih terbengong-bengong. Emak sepertinya masih marah padaku, tapi bukankah tadi dia juga menikmatinya dan malah menyuruhku meneruskan menyetubuhinya setelah aku ejakulasi?

Ah sudahlah.. Yang penting nafsuku sudah tuntas. Aku berhasil berhubungan badan selayaknya suami istri dengan ibuku sendiri sampai tuntas, bahkan keluar didalam vaginanya.

Aku yakin setelah ini akan ada kembali jalan untuk menyetubuhi ibuku. Mungkin aku perlu membeli kondom agar ibuku tidak hamil, bisa gawat bila ibu hamil sedangan bapakku tidak ada.

Cerita Maksiat Sedarah Air Susu DIbalas Dengan Air Mani Bagian 4

Aku kemudian kembali ke ruang tengah dan membaringkan tubuhku yang sudah lelah dibale bambu.
Pergumulan dengan ibu tadi sungguh dahsyat, penisku jadi sedikit kembali ereksi saat membayangkan apa yang baru saja terjadi.

Tapi mataku sudah sangat berat. Lebih baik aku segera tidur, menyimpan tenagaku untuk kembali memacu birahi dengan ibuku sendiri di kemudian hari.


Tamat - Bagian 1

Related Posts

Cerita Maksiat Sedarah Air Susu Dibalas Dengan Air Mani Bagian 5
4/ 5
Oleh